Bayangan di Balik Tembok Bata

 Bayangan di Balik Tembok Bata


Musim gugur tiba lebih awal di kota Greystone. Daun-daun berguguran dengan cepat, menumpuk di sepanjang trotoar. Kota kecil bersejarah ini terkenal karena bangunan-bangunan tuanya yang masih berdiri kokoh sejak abad ke-18. Namun di balik pesonanya, Greystone menyimpan rahasia yang tidak pernah dibicarakan dengan suara keras — tentang sebuah dinding.

Bukan dinding biasa. Di bagian timur kota, berdiri sebuah tembok bata besar setinggi tiga meter, tanpa pintu, tanpa jendela, dan tak ada yang tahu pasti siapa yang membangunnya. Mereka hanya menyebutnya “Tembok Mati.”


---

๐Ÿงฑ Misteri di Sekolah Tua

Kasus dimulai ketika seorang siswa bernama Oliver Kane dilaporkan hilang di pekarangan belakang Sekolah Dasar Greystone yang letaknya berdempetan langsung dengan tembok tua itu. Kejadian ini membuat kota kecil itu kembali menjadi sorotan. Tidak ada CCTV. Tidak ada saksi. Tapi satu hal yang mencengangkan adalah temuan terakhir dari petugas keamanan: bekas telapak kaki anak-anak di dinding bata — naik secara vertikal — lalu berhenti di pertengahan tembok.

Dan satu jejak kaki anjing.


---

๐Ÿ•ต️ Masuk Detektif Alra Quinn

Alra Quinn datang beberapa hari setelah kejadian. Warga kota, yang awalnya ramah, menjadi tertutup begitu tahu tembok itu akan diselidiki. “Biarkan saja. Sudah dari dulu seperti itu,” kata Kepala Sekolah. “Beberapa hal tak perlu dibongkar.”

Tapi Alra bukan orang yang mudah menyerah. Malam harinya, ia menyelinap ke halaman belakang sekolah. Saat lampu kota mulai padam satu per satu, kabut tipis mulai menyelimuti. Dan di tembok tua itu, ia melihat bayangan bergerak… bukan satu, tapi dua.

Satu menyerupai anak kecil.
Yang satu lagi… anjing besar.


---

๐Ÿงพ Catatan Lama

Di ruang bawah tanah perpustakaan sekolah, Alra menemukan catatan tahun 1893 dari kepala sekolah pertama. Isinya tentang "anak-anak yang bermain terlalu dekat dengan dinding" dan kemudian menghilang. Beberapa anak lain mengaku melihat “anjing hitam besar” keluar dari dinding dan membawa mereka pergi.

> "Kami menutup bagian timur sekolah. Dinding itu bukan milik siapa pun, dan tampaknya bukan bagian dari dunia ini."



Catatan itu juga menyebut ritual aneh yang dilakukan oleh warga zaman dulu, untuk “menenangkan bayangan” yang ada di balik tembok.


---

๐Ÿพ Kembali ke Tempat Kejadian

Malam ketiga, Alra kembali ke tembok dengan senter ultraviolet. Ia menyinari permukaan bata... dan muncul jejak cahaya samar — garis-garis cakaran seperti dari cakar anjing, tetapi tersusun simetris, membentuk simbol melingkar. Tiba-tiba, udara berubah dingin. Napasnya terlihat seperti uap.

Guk… guk…

Ia menoleh — dan untuk pertama kalinya, melihat Labrador hitam itu dari dekat. Matanya bukan merah. Kali ini biru pucat — menatap penuh luka. Tapi anjing itu tidak menyerang. Ia hanya mengarah ke tembok dan menggonggong pelan… lalu berjalan ke bayangan.

Dan dari balik tembok, samar-samar terdengar suara anak-anak tertawa… lalu memudar.


---

๐Ÿ’ก Penemuan Mengejutkan

Keesokan harinya, Alra meminta izin menggali sedikit bagian tembok, tepat di bawah simbol. Dan di sana… mereka menemukan pintu kecil tertutup batu. Di baliknya: lorong bawah tanah. Mereka menuruni lorong itu dan menemukan ruang bawah tanah kuno, seperti penjara kecil. Dan di dalamnya: mainan-mainan anak-anak, tulang belulang… dan kalung anjing dengan plat nama: “Charlie.”

Charlie… ternyata adalah anjing peliharaan seorang anak bernama Ellis yang hilang 130 tahun lalu. Dari cerita rakyat, diketahui bahwa Ellis adalah anak pertama yang menghilang di balik tembok — setelah mencoba menyelamatkan anjingnya yang dikejar oleh warga karena dikira membawa kutukan.


---

๐Ÿง  Kesimpulan Alra

Alra menyimpulkan bahwa tembok itu bukan sekadar struktur fisik, melainkan pintu ke dimensi spiritual yang terbentuk dari trauma dan ketakutan kolektif. Labrador hitam — Charlie — bukan makhluk jahat, melainkan penjaga, mencoba mengembalikan anak-anak yang tersesat… dan mengingatkan orang dewasa atas kesalahan masa lalu.

Sebelum meninggalkan Greystone, Alra kembali ke tembok. Dan di sana, ia melihat Charlie sekali lagi. Kali ini berdiri tenang, dan menggonggong sekali — seperti ucapan terima kasih.


---

๐Ÿ“Œ Penutup:

Tembok itu masih berdiri hingga hari ini. Kini diberi pagar keliling dan dinyatakan sebagai zona tertutup.

Namun, warga yang melewati daerah itu di malam hari kadang masih mendengar gonggongan pelan dari balik batu bata, seakan ada yang berjaga…

Menunggu siapa lagi yang akan menyembunyikan kebenaran.


---

PT SURABAYA SOLUSI INTEGRASI
PT SURABAYA SOLUSI INTEGRASI PT SURABAYA SOLUSI INTEGRASI - JUAL BELI BLOG - JUAL BLOG UNTUK KEPERLUAN DAFTAR ADSENSE - BELI BLOG BERKUALITAS - HUBUNGI KAMI SEGERA

Post a Comment for " Bayangan di Balik Tembok Bata"